Metrotala.com, Jakarta – Sebanyak 16 wartawan dari Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, melakukan kunjungan ke Gedung Dewan Pers di Jakarta sebagai bagian dari upaya peningkatan pemahaman tentang etika jurnalistik dan peran Dewan Pers dalam menjaga kebebasan pers di Indonesia. Kunjungan dilaksanakan langsung di kantor Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, pada Selasa, (29/04/2025).
Didampingi Penjabat Kabid Komunikasi Diskominfostasan Tanah Laut, Jeriyansyah, para wartawan dari berbagai media lokal mengikuti diskusi bersama tokoh-tokoh pers nasional. Mereka membahas peran media, tantangan di era digital, serta pentingnya menjunjung kode etik jurnalistik.
Kunjungan ini menjadi momen penting bagi para jurnalis daerah untuk berdialog langsung dengan pihak Dewan Pers, menggali pengetahuan seputar regulasi media, serta mempererat hubungan antara insan pers daerah dan lembaga pengawas pers nasional.
Diskusi tersebut dihadiri oleh Anggota Dewan Pers, Ketua Komisi Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri, serta Wakil Pemimpin Redaksi TV One, Totok Suryanto.
Dalam penyampaiannya, Totok memberikan gambaran mendalam tentang peran wartawan sebagai penjaga informasi publik, sembari menekankan bahwa integritas adalah prinsip utama yang harus senantiasa dijunjung tinggi dalam setiap langkah kerja jurnalistik.
“Saya sudah menjadi wartawan sejak tahun 90-an, bahkan sempat menjadi penyiar radio. Dunia ini bukan untuk mencari kekayaan, tapi untuk memberi manfaat bagi orang banyak,” Ujarnya.
Totok menegaskan bahwa profesi jurnalis harus dilandasi oleh idealisme, kejujuran, dan pemahaman yang kuat terhadap etika profesi. Ia mengingatkan bahwa wartawan bukan alat kekuasaan, namun juga bukan oposisi, melainkan pihak yang berdiri di tengah untuk menyuarakan kebenaran secara objektif dan berimbang.
Menurutnya, posisi pers adalah sebagai penyampai informasi pembangunan yang berimbang dan bertanggung jawab, dengan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip jurnalistik yang independen dan berpihak pada kepentingan publik.
“Pekerjaan pers itu mulia. Pers harus memegang teguh kode etik dan menyajikan informasi dari dua sisi. Kita bukan oposisi, tapi juga bukan bagian dari kekuasaan,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa media harus memiliki manajemen yang solid dan kapabilitas perencanaan yang matang sejak awal, agar dapat menjalankan fungsinya dengan efektif dan efisien.
Dunia media yang kini didominasi oleh platform digital menuntut wartawan untuk tidak hanya menguasai teknis peliputan, tetapi juga memahami aspek manajerial serta pentingnya menghadirkan konten yang sehat dan berkualitas.
“Media online sudah berkembang selama 17 tahun, namun jika tidak dikelola dengan sehat dan hanya dikoordinasi tanpa kompetensi, itu berbahaya. Sosialisasi, koordinasi, dan pembuatan konten sehat harus jadi pegangan,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Totok juga menyoroti pentingnya verifikasi media oleh Dewan Pers. Ia mengimbau agar media-media lokal segera mengikuti proses verifikasi resmi melalui situs Dewan Pers guna memperkuat integritas dan keabsahan media tersebut.
Hal ini penting agar, apabila muncul persoalan hukum atau sengketa pemberitaan, media yang terverifikasi dapat memperoleh pendampingan dari lembaga resmi negara, sehingga proses penyelesaian dapat berjalan dengan lebih jelas dan terjamin.
“Kalau sudah terverifikasi, Dewan Pers bisa turun tangan membantu saat terjadi persoalan. Itu bentuk perlindungan bagi jurnalis juga,” Ucapnya.
Usai sesi diskusi, kegiatan ditutup dengan penyerahan cendera mata oleh Jeriyansyah kepada Totok Suryanto sebagai bentuk silaturahmi dan apresiasi atas sambutan hangat serta ilmu yang telah dibagikan. Acara ditutup dengan sesi foto bersama sebagai kenang-kenangan.
Totok Suryanto sendiri memiliki rekam jejak panjang di dunia jurnalistik Indonesia. Sebelum menjabat sebagai Wakil Pemimpin Redaksi TV One, ia pernah menjadi Senior Manager Liputan 6 SCTV, jurnalis Majalah Sinar Jakarta, reporter Surabaya Post, penyiar Radio Puspita FM Malang, serta redaktur Koran Universitas Brawijaya. (02/Red Tala)
Tinggalkan Balasan